22 Maret 2009

Sahabat, harta yang paling berharga

Menulis ini sembari mendengarkan lagu kepompong-nya sindentoska, hmm… benar-benar klop

Malam ini gak tau kenapa, pengen nulis tentang persahabatan aja. Mungkin karena malam ini baru aja dikunjungi ama seorang sahabat . Ngobrol gak jelas, cerita tentang masa SMA, tertawa begitu lepas. Segala beban sepertinya terlepas begitu saja. Beban masih nganggur, beban lagi gak punya duit , hingga beban masalah asmara… halah…


Banyak definisi yang telah saya baca mengenai sahabat. Ada yang bilang, “Sahabat adalah orang yang tetap berada disampingmu, tetap membelamu, disaat “teman-teman” mu yang lain menjauhimu karena kau telah berbuat kesalahan". Ada juga yang mengatakan, “Sahabat adalah orang yang selalu berkata padamu jujur apa adanya, bukan orang yang berkata apa yang ingin kau dengar.” Istilah kerennya, mengatakan hitam adalah hitam, putih adalah putih .

Pernah juga ada seseorang yang mengatakan, “Sahabat itu seperti bintang di langit, mungkin ada saatnya dia tak terlihat dalam pekatnya malam. Namun kita tau dia tetap berada disana, ada saat kita membutuhkannya.” Atau, “Sahabat adalah orang yang walau kita hanya duduk diam bersamanya, namun saat kita meninggalkannya kita merasa seperti telah bercakap banyak dengannya.” Hmmm… bener gak ya apa yang saya tulis itu…

Yah,,, walau begitu banyak definisi tentang sahabat. Saya sendiri tidak terlalu rumit dalam menjabarkan arti sahabat. Sahabat bagi saya adalah orang yang dengannya saya bisa tertawa lepas, yang saat bersamanya saya tak perlu jaim (jaga imej), bisa menjadi diri ini apa adanya, tak perlu memakai “topeng” hanya untuk terlihat baik.

Yups,,, dan betapa beruntungnya saya saat menyadari bahwa saya mempunyai beberapa sahabat seperti definisi yang saya buat sendiri itu. Seperti sahabat yang baru saja mengunjungi saya , setiap datang sepertinya tidak ada bahan pembicaraan lain selain masa SMA, yah mungkin ada saat-saat kami berbicara tentang masa kini, tetapi kebanyakan sih ngomongin tentang masa lalu. Mengulang-ulang pembicaraan tentang dia yang tidak jadi “nembak” cewe yang dia suka, atau bagaimana dia ditembak oleh seorang cewe, yang waktu itu tanpa dia tahu statusnya adalah pacar saya . Membicarakan hal-hal remeh di masa lalu, namun bisa tertawa begitu lepas.

Atau seorang sahabat saya yang lain. Yang dengannya saya bisa membicarakan hal-hal yang tak mungkin saya bicarakan dengan teman perempuan saya yang lain, bahkan dengan pacar sendiri (sekarang sudah mantan… ). Ada untungnya juga waktu dulu saya nembak dia, ditolak. Heheheh…

Jadi, benarlah kalau ada orang yang bilang “Sahabat adalah harta yang paling berharga”. Engkau bisa menciptakan banyak musuh dalam satu hari. Namun, untuk mendapatkan seorang sahabat… membutuhkan waktu yang lama pastinya

Persahabatan bagai kepompong, hal yang tak mudah berubah jadi indah…

Huaah… ngantuk… udahan ah nulisnya… mau tidur….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar